Biasanya Hari Valentine dirayakan dengan tukar kado atau saling memberi cokelat kepada pasangan. Beberapa negara ini memiliki cara unik untuk merayakan Hari Valentine. Berikut tradisi unik perayaan Valentine di berbagai negara.
Perancis
Hari Valentine di Perancis dirayakan dengan berkumpulnya muda-mudi wanita dan pria dalam sebuah rumah. Di situ, para pria akan mencari wanita yang cocok dengannya. Jika mereka tidak menemukan kecocokan, maka bisa beralih ke wanita lainnya. Sedangkan wanita yang tidak dipilih akan berkumpul di sekitar api unggun dan membakar foto pria itu. Namun, saat ini perayaan ini sudah dilarang oleh pemerintah karena semakin tak terkendali.
Korea Selatan
Perayaan Valentine di Korea Selatan diselenggarakan 3 kali selama 3 bulan. Pada 14 Februari, para wanita di Korea akan memberikan cokelat pada seorang pria. Pada 14 Maret, para pria akan memberikan permen cokelat pada seorang wanita. Â Kemudian pada 14 April, mereka yang tidak mendapat kado pada 14 Februari dan 14 Maret, akan pergi ke sebuah restoran untuk makan mie hitam yang bernama Jajangmyeon dan minum kopi hitam sebagai tanda berkabung.
Inggris
Di Inggris, para wanita single akan menyimpan beberapa helai daun di balik bantal pada malam sebelum Valentine dengan harapan pria yang akan menjadi suaminya akan datang lewat mimpi. Sedangkan para pria akan memberikan sebuah sendok cantik yang terbuat dari kayu dan diukir dengan simbol-simbol tertentu dengan makna yang berbeda. Contohnya ukiran sendok yang berbentuk kunci melambangkan kunci menuju hati orang terkasih.
Denmark
Para wanita dan pria di Denmark akan merayakan Valentine dengan tradisi tukar kartu yang disebut dengan pertukaran kartu terkasih. Jadi, pada 14 Februari seorang pria akan memberikan sebuah surat kepada wanita, berisi puisi-puisi cinta yang terbuat dari potongan kertas yang unik. Namun mereka tidak mencantumkan nama mereka di surat tersebut. Tugas para wanita adalah menebak pengirim surat tersebut. Jika berhasil, mereka bisa pergi kencan bersama.
Flipina
Pada 14 Februari, pasangan di Filipina akan berkumpul di sebuah tempat untuk melakukan pernikahan massal yang dipimpin oleh seorang pendeta. Terdapat cukup banyak pasangan yang mengikuti pernikahan massal ini, hampir ribuan pasangan. Tidak hanya pasangan yang belum menikah saja, para pasangan yang sudah menikah juga bisa mengikuti acara ini untuk memperbarui sumpah pernikahan.